Abiyasa

Abiyasa Sumber gambar : wayang.wordpress.com

 

Nama              : Abiyasa

Nama lain       : Prabu Kresna Dwipayana atau Dipayana, Resi Wiyasa

Orangtua         : Resi Palasara dengan Dewi Durgandini

Kedudukan      : Astina (raja) dan Pertapan Saptaharga, Gunung Retawu (resi)

 

Prabu Abiyasa adalah Raja Astina sebelum pemerintahan Prabu Pandu Dewanata dan Duryudana. Ia adalah raja yang arif dan bijaksana. Setelah negara Astina diberikan kepada anaknya yakni Pandu Dewanata kemudian Abiyasa menjadi pandita di pertapan Saptaharga.

Abiyasa berputera 3 yakni :

  1. Destarastra (buta)
  2. Pandhu Dewanata (kepalanya miring ke satu sisi)
  3. Aria Widura (pincang)

Pada suatu ketika Wangsa Bharata terancam punah karena Prabu Citrawirya dan Citragada meninggal dan belum sempat mempunyai keturunan. Sedangkan Resi Bhisma yang paling berhak menduduki tahta telah bersumpah wadat untuk tidak menikah selamanya.  Maka untuk mengisi kekosongan, Abiyasa oleh Dewi Durgandini diboyong ke Astina dan dinobatkan sebagai raja bergelar Prabu Kresnadwipayana atau Kresnadipayana.

Abiyasa adalah manusia setingkat dewa. Dia bisa muncul secara gaib dan di mana saja. Ketika cucu-cucunya masalah yang kritis dan luar biasa, dia dengan tiba-tiba bisa muncul dan memberi nasihat. Ketika cucu-cucunya sedang menghadapi masalah, mereka pasti sowan menghadap sang Eyang.

Abiyasa memiliki sifat cedas, arif bijaksana, alim, saleh, dan berwibawa. Ia memiliki bernagai keistimewaan, diantaranya ahli bertapa, ahli nujum, ahli pengobatan, memiliki banyak kesaktian, dan memiliki keahlian dibidang tata negara dan tata pemerintahan.

Sebelum moksa (wafat yang berarti hilang bersama raganya), Begawan Abiyasa diiringi keluarga Pandawa dan keturunannya berkeliling meninjau daerah tempat pertempuran Bharatayuda. Di samping melihat kerusakan akibat perang itu juga dijumpai jiwa-jiwa yang belum sempurna. Tiba-tiba sang Begawan menemukan jiwa Pandita Durna yang belum mati sempurna, maka ia menitahkan keluarga Pandawa untuk menyempurnakannya.